300x600
Pada hakikatnya Guru Mursyid itu SATU, karena memang
“isi” nya adalah sama yaitu Kalimah Allah Yang Maha Esa. Setiap Guru Mursyid
membawa kebenaran dari Rasulullah SAW, menyebarkan Tauhid yang murni agar
manusia tidak hanyut dalam kemusyrikan, inilah inti utama dakwah dari Guru
Mursyid.
Saya tidak pernah menulis nama Guru dalam setiap
tulisan dan hanya menyingkat dengan “Guru Sufi” karena saya ingin sahabat semua
menganggap Guru saya adalah guru anda juga dan Guru anda adalah Guru saya juga,
kita menyebut Beliau sebagai Guru Sufi. Kalau kebetulan sifat-sifat Guru Sufi
yang saya ceritakan mendekati dengan Guru anda, bisa jadi kita satu Guru dan
kalaupun secara fisik Guru kita berbeda tapi pada hakikatnya adalah sama karena
karena isi dada dari Guru Mursyid adalah Nur Allah.
Seorang murid harus fokus kepada Gurunya agar bisa
mendapat pelajaran-pelajaran hakikat yang berharga, mendapat kelimpahan ilmu
yang menuntun murid kepada kebenaran. Walaupun pada akhirnya tujuan dari
berguru bukanlah mencari ilmu, mencari kehebatan atau kekeramatan, tujuan
semata hanyalah mencari Ridho-Nya.
Suatu hari saya menceritakan mimpi kepada Guru saya.
Dalam mimpi tersebut Guru dari Guru saya berpesan bahwa segala ilmu telah
ditumpahkan kepada Guru saya dan Guru saya adalah gudang segala ilmu. Ketika
saya selesai cerita, Guru saya berkata, “Bagus mimpimu itu, dan satu hal
yang harus kau ingat bahwa berguru itu bukan untuk mencari ilmu, tapi mencari
Tilik kasih-Nya”.
Saya bertanya, “Apa itu tilik kasih-Nya itu Guru?”
“Kasih sayang dan Rahmat Allah yang tercurahkan
lewat Seorang Guru, itulah bekal yang hakiki dan paling berharga bagi seorang
murid” jawab Guru.
“Kamu tahu kenapa Guru saya mengatakan semua ilmu
ada pada Gurumu ini?”
“Tidak tahu Guru”.
“Karena selama saya berguru sampai Beliau
berlindung kehadirat Allah, saya tidak pernah mencari ilmu, tidak pernah
mengharapkan harta dan tidak pernah mengharapkan kekeramatan, yang saya
inginkan hanyalah Guru semata” Kata Guru.
Kemudian Beliau melanjutkan, “Kalau Guru sakit,
saya berharap Tuhan mau memindahkan penyakit tersebut kepada saya, biarlah saya
yang sakit dan Guru tetap sehat. Kalau Guru susah saya berdoa agar Tuhan
memindahkan kesusahan tersebut kepada saya, biarlah saya yang menanggung
kesusahan dan Guru tetap bahagia”. Saya melihat Guru menangis ketika
mengucapkan kata-kata tersebut.
“Para Sahabat Nabi itu orang-orang pilihan, mereka
mengorbankan apapun untuk Nabi bahkan nyawapun diberikan andai itu diperlukan”
kata Guru.
“Maka…dalam berguru kamu jangan pernah mencari ilmu,
mengharapkan kehebatan, kalau kamu benar-benar mencintai Gurumu maka Allah akan
mencintai kamu dan seluruh alam akan mencintaimu”.
Nasehat-nasehat yang sudah lama sekali saya dengar
dari Guru rasanya seperti baru saja Beliau ucapkan, hangatnya masih terasa.
Begitulah seorang Guru Mursyid salah satu ciri khas nya adalah apabila
memberikan pengajaran akan berbekas di hati murid dan murid akan berubah
menjadi baik.
Seorang Guru pasti memberikan pelajaran yang baik,
tidak terkecuali Guru saya dan Guru anda. Para Guru adalah orang-orang yang
dikirim oleh Allah SWT untuk meneruskan dakwah Rasulullah saw menjadikan Islam
sebagai rahmat bagi seluruh Alam. Tentu setiap Guru mempunyai kapasitas yang
berbeda antara satu sama lain. Ada Guru yang mempunyai murid banyak ada yang
sedikit, ada yang khusus untuk satu daerah ada yang tersebar di seluruh dunia.
Ibarat matahari, dia adalah tunggal, tapi bisa dilhat
dan dirasakan diseluruh dunia sesuai dengan kapasitas masing-masing. Ada yang
melihat matahari lewat atap rumah yang bocor berbentuk persegi empat, maka
matahari itu berbentuk per segi empat, ada yang melihat dari lubang segitiga
maka cahaya matahari itu berbentuk segitiga juga, sesuai dengan wadah yang
dilewatinya. Begitu juga dengan Cahaya Allah, dia akan melewati wadah yang
berbeda untuk bisa menerangi seluruh alam tapi pada hakikatnya adalah satu.
Ibarat listrik, untuk bisa menerima arus listrik harus
melewati kabel, dengan bentuk dan ukuran yang berbeda. Ada yang berukuran
besar, ada pula yang kecil bahkan ada yang sangat kecil, tapi semuanya
mempunyai isi yang sama yaitu listrik. Kabel besar akan bisa menyambung dan
membagi listrik kepada kabel kecil, dan dengan bantuan lampu bisa menerangi
jumlah yang banyak sedangkan kabel kecil hanya bisa dipakai beberapa bola lampu
saja. Walau pun kawatnya banyak, kebalnya ribuan kilometer tapi tidak
menghilangkan isi nya selagi kabel terebut masih tersambung dengan pembangkit
listrik. Begitulah hakikat dari Mursyid yang wadahnya berbeda tapi isinya sama,
karena itu hakikat dari Mursyid adalah SATU.
Guru Mursyid yang mana paling hebat? Pertanyaan itu
tidak akan pernah bisa terjawab, tergantung kepada siapa anda bertanya. Para
murid akan menganggap Gurunya paling hebat. Dari pada sibuk mempertandingkan
Guru Mursyid lebih baik kita bertanya dalam hati, sudahkah kita menjadi murid
yang baik? Bukankah Guru Mursyid itu adalah murid yang shiddiq dari Gurunya?
Lalu kenapa kita fokus kepada pertandingan Guru Mursyid yang bukan wilayah
kita, kenapa kita tidak fokus bagaimana menjadi murid yang baik saja. Kalau
engkau mengatakan Guru mu hebat maka engkau harus bisa membuktikan dengan
kehebatan dirimu agar orang lain bisa yakin. Tapi kalau engkau mengatakan Guru
mu hebat disaat yang sama engkau rendahkan guru orang lain maka itu sama dengan
engkau merendahkan guru mu sendiri.
Dari pada mempermasalahkan siapa Guru Mursyid yang
hebat dan itu adalah hak perogatif Allah, Dia yang mengetahui siapa Wali-Nya
yang utama, lebih baik kita belajar menjadi murid yang baik dan menjadi hamba
yang baik. Seperti ucapan dari Syekh Muda Wali di awal tulisan ini, “Guru mu
itu adalah Guruku juga” sangat bagus dijadikan dasar untuk menguatkan
persaudaraan diantara sesame pengamal tarekat khususnya dan ummat Islam pada
umumnya. Bagi saya Guru anda adalah Guru saya juga karena Guru Sejati itu
bukanlah manusia, Guru Sejati adalah Allah Ta’ala yang menjadi Maha Guru dari
Segala Maha Guru.
Mengakhiri tulisan ini, kita semua berharap di bulan
penuh berkah ini Allah berkenan melimpahkan karunia-Nya kepada kita semua, menerangi
hati kita, menjadikan kita murid yang baik da Semoga Allah senantiasa menuntun
kita kepada jalan-Nya yang lurus dan benar, Amin ya Rabbal ‘Alamin
0 Comments